Kamis, 22 November 2012

SEJARAH DESA DENCARIK



“ OM AWIGHNAMASTU NAMASIDAHAM.”. .
 
Sujud bakti kami ucapkan kepada Batara Catur Muka atas anugrah beliau,mudah-mudahan di dalam kami menulis sejarah Desa Dencarik ini tidak ada hambatan ataupun kesulitan yang lain.
Pada jaman dahulu ada seorang Brahmana yang bergelar Pendeta, yang sangat terkenal yaitu bernama Ida pedanda Ngurah Lelandep, kemudian tinggal di janggalaga kusa yang sekarang disebut desa banjar.
Sesudah beliau mendapatkan pengakuan sebagai anak, kemudian Ida pedanda ngurah Lelandep di upacarai oleh ayah beliau yang bernama Ida Pedanda Sakti kemenuh bertempat di Desa Kayuputih, dan seterusnya Beliau di kukuhkan, serta di berikan ajaran tentang keberahmanan ajaran Weda Paraga.
Dihentikan cerita ini sebentar, sekarang ada Putra Beliau yang bernama Ida Wayan Kajang, Ibunya berasal dari keturunan utama, yaitu semua berpikiran baik, dan sangat hormat sebagai seorang anak.

Kemudian berasrat lah beliau berkeinginan berpergian kesuatu tempat, yaitu kepinggiran sebelah timur, sambil beliau melihat wilayah yang sangat indah, disaat beliau datang di pantai sebelah utara, dan terlihat wilayah itu seperti persawahan, sesudah merasakan keindahan dipinggir sebelah timur, dalam hati Beliau ingin menghadap Ibunda di Kerajaan. Dan Beliau berkata pada Ibunda ”Wahai Ibunda keinginan Putramu ini ingin secepatnya datang ke sebelah timur, karena disana ada tempat yang indah, di sana (ditempat yang indah itu) Hamba akan membuat suatu wilayah.“ Lalu Ibunda menjawab, “ Wahai Anak ku janganlah demikian, karena tidak ada artinya jika tempat disebelah timur itu kamu minta, karena nantinya bisa menjadi kesulitan, sebab tanah di sebelah timur itu disebut Pembuangan, karena merupakan tempat bermacam-macam kekotoran, benar sekali juga memberitahukan kepada ayahmu untuk meminta ijin, andai kata sudah diijinkan / diberikan oleh ayahmu, silahkan kamu tingal disebelah timur, namun nanti janganlah lupa kepada ibumu, karena ibumu akan semakin tua di kerajaan.”
Berkatalah Ida Wayan Kajeng kepada Ibunya, “Wahai Ibu tinggalah menetap di kerajaan dan jangan melupakan segala yang telah diajarkan oleh sastra, janganlah kawatir dengan kehidupan Hamba di sebelah timur,” dan pada saat itu pergilah Beliau menuju arah timur, perjalanan Beliau dari Jenggala Kusa / sekarang Desa Banjar.
Sesudah Beliau sampai di tempat sebelah timur dan di pandang sangat menarik wilayah itu, dan setiap desa itu sangat indah karena berada di antara gunung dan pantai yaitu tempat yang sangat diinginkan dari dahulu. Sesudah lama Beliau tinggal disana, lama kelamaan banyak orang datang berbakti kepada Beliau, serta membuat tempat tinggal disana, dalam waktu yang sangat cepat wilayah itu penuh dengan orang-orang / penduduk, sehingga menjadilah tempat itu sebuah wilayah pedesaan berdasarkan pembicaraan Beliau yaitu, Ida Wayan Kajeng, maka wilayah itu kemudian dibagi menjadi :
-   Bagian pinggir Utara berdampingan dengan pantai, disana tempat itu tidak kekurangan air dan sangat baik tanah itu menjadi persawahan / carik
-    Di sebelah Selatan sangat baik dijadikan tanah pekarangan, atau wilayah desa, karena desa itu ada diselatan persawahan / carik, maka wilayah desa itu diberi nama “ Desa Dencarik”
Demikianlah yang dapat kami ceritakan tentang sejarah wilayah Desa Dencarik, tentunya dalam penyampaian ini ada kata-kata ataupun tata bahasa yang kurang, kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya.

0 komentar:

Posting Komentar