Senin, 19 November 2012

PERANG BANJAR


PERANG BANJAR

Tahun  1868 Desa Banjar ini kembali mengemika setelah Belanda menguasai Buleleng dengan politik “Tawan Karang” saat itu I Gusti Ketut Jelantik di angkat menjadi “Regen” oleh kompeni (Belanda). Distrik Banjar yang dipegang oleh Punggawa Ida Made Rai, sangat-sangat tidak setuju. Oleh karena itu, Ida Made Rai selaku Punggawa Distrik Banjar berontak melawan kekuasaan kompeni. Belanda tidak tinggal diam dengan bantuan I Gusti Ketut Jelantik Regen Buleleng, Distrik Banjar di gempur habis-habisan.
16 September 1868 terjadi pertempuran sengit di Banjar Corot Desa Cempaga, Serdadu Belanda dipimpin oleh Lwig Stegman dan Letnan Nijs, sedangkan bantuan I Gusti Ketut Jelantik dipimpin oleh patih Beliau yang bernama I Ketut Liarta. Banjar Sendiri dipimpin oleh Ida Made Rai bersama adiknya Ida Nyoman Ngurah, keberuntungan ada di pihak Banjar. Belanda kalah, Kapten Lwig Stegman dan Letnan Nijs gugur diikuti kurang lebih 100 serdadu Belanda
Sebelum Belanda menyerbu Banjar Ida Made Rai sempat diangkat oleh rakyat Banjar untuk menjadi Resi di Banjar yang didukung oleh Raja Bangli dan Desa-desa tetangga seperti : Kalianget, Tangguwisia, Patemon, Kayu Putih. Kalau serbuan pertama dari arah timur (dari kota Singaraja), maka kedua kalinya Banjar diserbu dari arah Barat (dari Pengastulan) oleh Belanda dibantu oleh L Wayat Tragi (Perbekel Pengastulan)
Pada tanggal 3 Oktoben 1868 terjadi perlawanan yang sangat gigih pula oleh rakyat Banjar, dari Belanda kembali dapat dipukul mundur. Dan pada saat itulah Banjar berubah nama menjadi “sura Magada” (sura = berani, Magada = berperang). Karena kegagalan Belanda sampai kedua kalinya inilah akhirnya Kompeni minta bantuan kepada Gubernur jendral di Batavia. Atas bantuan Gubernur Jendral Batavia serdadu Bali kembali menggempur Desa Banjar di bawah pimpinan Kolonel De Braban dan Mayor Bloom. Penyerbuan dimulai dari arah timur melalui Temukus dan Dencarik langsung ke Desa Banjar. Satu persatu Banjar gugur dan akhirnya Desa Banjar hancur. Ida Made Rai ditangkap di Jati Luwih Tabanan bersama 5 orang pengikutnya dan diadili di Batavia dan menjalani hukuman seumur hidup di buang ke Bandung dan akhirnya Beliau meninggal disana.
Petikan Sejarah “ Bali Abad  XIX
A.A. Gde Agung
Setelah Belanda hancur / kalah, Belanda mengenakan Kerja paksa kepada penduduk Desa yang masih hidup untuk membuat kuburan di tempat gugurnya Kapten Lwig Stegman dan Letnan Nijs dan srdadunya di Banjar Corot Desa Cempaga. Kuburan Belanda itu merupakan bukti kepahlawanan Ida Made Rai yang memimpin rakyat Banjar. Sedangkan nama Desa Banjar yang sempat bernama Desa Sura Magada otomatis tidak dikenal lagi dan kembali bernama Desa Banjar sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar