PENGARUH BUDAYA EROPA DI INDONESIA
1. Proses masuknya bangsa Eropa Ke Indonesia
Kedatangan bangsa eropa ke wilayah indonesia mulai terjadi sekitar
pada abad ke-14, kedatangan bangsa eropa pada mulanya bermaksud untuk
mencari rempah – rempah dan sutera yang mahal jika di jual ke eropa.
Sekitar tahun 1500 masehi akifitas perdagangan antar negara mulai
berkembang menjadi hubungan dagangan internasional antara Eropa, Asia
Barat, Asia Selatan, Asia Tenggagara dan Asia Timur. Aktifitas tersebut
semakin tambah ramai setelah dibukanya jalur pelayaran yang
menghubungkan Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tenggagara dan Asia
Timur. Dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan tersebut, selain
terjadi hubungan dagang antar negara, masuk pula pengaruh unsur-unsur
kebudayaan asing terutama dari Eropa ke negara-negara Asia, khususnya
Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Indonesia mempunyai peranan penting, yaitu
sebagai penyedia barang-barang dagangan seperti rempah-rempah, beras,
tembakau, kayu, emas, timas, tembaga dan sebagainya. Juga memiliki
posisi yang strategis yaitu berada ditengah-tengah jalur pelayaran dan
perdagangan dunia. Serta didukung oleh keberadaan selat Malaka yang
menjadi pintu masuk bagi pedagang-pedagang asing ke Indonesia. Selain
itu penduduk Indonesia sangat padak, maka sangat baik sebagai tempat
pemasaran bagi para pedagangan-pedagang asing.
Berkembangnnya hubungan dagang internasional melalui jalur laut pada
jaman kuno, karena dipengaruhi oleh empat faktor sebagai berikut :
- Berkembangnya ilmu pengetahun dan teknologi modern di Eropa, sehingga ditemukan kapal uap, kompas, navigasi, peralatan kapal dan mesin yang mempermudah pelayaran. Penemuan tersebut dapat menggantikan alat transportasi dan petunjuk arah pelayaran yang sifatnya tradisioonal. Maka kegiatan pelayaran tidak tergantung pada alam, baik arah angin untuk menggerakkan kapal layar maupun rasi bintang bisuk sebagai petunjuk arah pelayaran.
- Setelah bangsa Turki Usmani dapat menguasai Konstatinopel pada tahun 1453 masehi, maka para pedagang bangsa Eropa dilarang berdagang dilaut tengah. Sehingga bangsa-bangsa Eropa sulit memperoleh rempah-rempah.
- Bangsa-bangsa Eropa ingin membalas kekalahannya pada orang-orang Islam, terutama terhadap bangsa Turki, sehingga timbul semangat untuk melanjutkan Perang Salib kedunia timur ( negara-negara dikawasan benua Asia ).
- Kisah perjalanan Marcopollo seorang musafir dari Venesia, Italia, yang berhasil mengunjungi India, Indonesia dan China. Maka memberikan inspirasi bangi bangsa Eropa mencari jalan kedunia timur.
- Ajaran Copernicus yang menyetakan bahwa bentuk bumi itu bulat.
- Terdorong oleh semangat semboyan imperialisme kuno, yaitu :
- Gold adalah keinginan untuk mencari kekayaan.
- Glory adalah Keinginan untuk memperoleh kejayaan.
- Gospel adalah keinginan untuk menyebarkan agama Nasrani.
Faktor-faktor tersebut diatas mendorong bangsa-bangsa Eropa
mengadakan penjelajahan samudra guna mencari jalan ke negara-negara
penghasil rempah-rempah. Penjelajahan samudra tersebut pertama kali
dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Setelah bangsa Portugis dan
Spanyol berhasil menemukan jalan ke negara-negara di benua Asia dan
Afrika, maka diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa yang lain.
2. Cara-cara yang digunakan oleh bangsa Eropa untuk mencapai tujuan
Penutupan jalur perdagangan oleh kerajaan Islam di afrika dan eropa
timur sangat mengganggu perdagangan bangsa eropa, untuk itu bangsa eropa
mulai mencari sumber – sumber rempah dan sutera dengan melakukan
penjelajahan samudra.
Pulau Kreta merupakan dasar dari kebudayaan Eropa yang sampai saat
sekarang ini masih terdapat sisa – sisa pengaruh dan peninggalannya,
kebudayaan pulau Kreta di sebarkan dan di transformasikan melalui
penjajahan oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno sehingga menjadi tonggak
budaya Eropa masa kini.
Kebudayaan eropa tersebut dibawa ke indonesia juga melalui hubungan
dagang sama dengan apa yang telah di lakukan kebudayaan Hindu Budha dan
Islam, yang di lakukan oleh Bangsa Prancis, Inggris, dan Belanda.
Melalui penjelajahan samudra maka sejak tahun 1511 sampai tahun 1598
masehi bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Adapun bangsa-bangsa
Eropa yang datang ke Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda dan
Inggris. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan sebagai berikut :
- Mencari kekayaan atau gold yaitu dengan cara berdagang, mencari rempah-rempah, menanamkan modal. Sehingga di negara-negara Asia dan Afrika berdiri perusahaan-perusahaan swasta milik bangsa-bangsa Eropa.
- Mencari kejayaan atau glory yaitu dengan cara menguasai negara-negara dibenua Asia dan Afrika.
- Menyebarkan agama Nasrani atau gospel ke negara-negara di Asia dan Afrika, serta melanjutkan perang Salib terhadap orang-orang Islam.
Agar tujuan tersebut diatas dapat tercapai, maka bangsa-bangsa Eropa melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
- Melaksanakan politik monopoli dagang di Indonesia, dengan maksud agar bangsa-bangsa Eropa dapat menguasai serta mengendalikan kegiatan ekonomi dan perdagangan di Indonesia. Untuk itu maka bangsa-bangsa Eropa membentuk kongsi atau perusahaan perdagangan. Contohnya adalah Verenigde oost Indische Copagnie (VOC) merupakan kongsi dagang milik orang-orang Belanda.
- Melaksanakan politik Devide Et Impera atau politik adu domba. Untuk menguasai wilayah Indonesia maka bangsa-bangsa Eropa mengadu domba rakyat Indonesia. Contoh pemerintah VOC Belanda mengadu domba Sultan Ageng Tirtaya dari kerajaan Banten dengan putranya yaitu Sultan Haji.
- MengEropakan bangsa Indonesia, maksudnya kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Indonesia diganti seperti kondisi yang ada di negara-negara Eropa. Contohnya kota Jakarta pada masa pemerintahan VOC Belanda diganti menjadi Batavia, karena di Belanda ada negara bagian yang namanya Republik Batav.
- Di Indonesia bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah jajahan atau kolonial. Dengan tujuan agar dapat mengendalikan seluruh kegiatannya di Indonesia. Disamping itu juga membangun kekuatan militer untuk mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Contohnya adalah “ Pemerintahan VOC Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jendral.”
- Dampak Perpaduan Budayanya
Akibat dari kegiatan tersebut kebudayaan eropa turut mempengaruhi perkembangan budaya di indonesia, hal itu dibuktikan
pada bentuk pemerintahan pada beberapa kerajaan, dan sistem hukum yang
di gunakan di indonesia, selain itu pada kebudayaan seni bangunan dan
sastra juga turut terpengaruh oleh kebudayaan Eropa tersebut
3. Isu Lain Tentang Masuknya Budaya Eropa Ke Indonesia
Ternyata Bangsa Eropa Menjajah Indonesia Hanya Karena Sebuah Buku.
Bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan atas
bumi yang kaya raya ini selama berabad-abad karena sebuah buku? Buku
tersebut berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, yang
ditulis Jan Huygen van Linshoten di tahun 1595.
Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi
Nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat
orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun
membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya.
Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke
dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus
Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam
Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.
Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang
peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami
pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang
Salib ini.
Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera,
bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang
terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara.
Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual
pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan
dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat
Sumatera tengah.
Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu
wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya
alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun.
Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya,
selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang
tersimpan di perutnya.
Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah.
Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar
semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang
selama ini belum pernah didapatkannya.
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja
kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian
Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan
seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk
dianeksasi.
Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran
garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini
memberikan Dunia Baru—kini disebut Benua Amerika—kepada Spanyol. Afrika
serta India diserahkan kepada Portugis.
Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170
kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis.
Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan
Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke
Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda.
Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta
rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun
saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri.
0 komentar:
Posting Komentar